Langsung ke konten utama

Seribuan Orang Hadiri Pesta Panen Datah Bilang

Seribuan orang hadiri Pesta Panen Datah Bilang
Tari Gong, salah satu atraksi seni yang disajikan pada upacara adat pesta panen di Datang Bilang, Mahakam Ulu, Rabu (18/4/2018) (Antaranews Kaltim/M Ghofar)
Datah Bilang (Antaranews Kaltim) - Lebih dari 1.000 orang menghadiri upacara adat Pesta Panen atau Mecaq Undat Padei Mato yang digelar di lapangan sepak bola Datah Bilang, Kecamatan Long Hubung, Mahakam Ulu, guna menyaksikan berbagai atraksi seni yang disajikan.

"Mecaq Undat Padei Mato merupakan salah satu bentuk upacara untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Esa atas rezeki yang diberikan berupa keberhasilan panen padi bagi masyarakat Dayak Kenyah di Kampung Datah Bilang," ujar Ketua Panitia Upacara Adat Ujuk Njau di Datah Bilang, Rabu.

Pesta adat berupa syukuran pesta penen ini merupakan gabungan dari tiga kampung, yakni Kampung Datah Bilang Baru, Datah Bilang Ulu, dan Datah Bilang Ilir.

Masyarakat yang hadir selain dari tiga kampung tersebut, ada juga yang datang dari kampung lain seperti Memahak Teboq, Sirau, Mata Libaq, dan Long Hubung.

Ujuk Njau yang juga Ketua Adat Kampung Datah Bilang Ulu ini melanjutkan, pesta adat tersebut memiliki sejumlah rangkaian yang masing-masing kegiatan memiliki makna, mulai dari keberangkatan penduduk dari rumah guna mencari lokasi yang tepat untuk berladang, menebas tumbuhan, menanam, merumput, menjaga, hingga panen padi.

Rangkaiannya diawali dari Malang Ta-Uh, yakni kegiatan yang menggambarkan warga mencari lahan baru dipimpin oleh kepala adat.

Dalam ritual ini, kepala adat memanggil burung elang yang diyakini bisa memberi petunjuk mengenai lahan yang subur dan cocok untuk berladang.

Setelah elang datang, biasanya burung tersebut membuat beberapa kali putaran di atas kepala adat dari sebelah kiri ke kanan. Selanjutnya burung tersebut terbang jauh dan arah terbang elang itulah yang diyakini warga sebagai tempat yang cocok untuk berladang.

Rangkaian selanjutnya adalah Palan Tau, yakni menentukan hari baik guna memulai menugal atau menanam padi.

Orang yang dipercaya oleh masyarakat menentukan hari baik adalah Palan Tau, sebutan bagi masyarakat terhadap orang yang bisa menghitung waktu yang baik untuk menanam padi..

"Sedangkan aneka atraksi budaya dan tari-tarian yang disajikan dalam upacara ini merupakan gambaran rasa syukur dan kegembiraan masyarakat atas hasil panen yang cukup. Pesta adat ini juga merupakan salah satu cara kami dalam melestarikan budaya daerah," ucap Ujuk. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kontingen Mahakam Ulu targetkan emas ajang Pesparawi nasional